sayahe puoll


Ketika aku memiliki tubuh yang hampir seluruhnya merasa lelah. Itu kurasakan hampir di setiap senja hari yang menumbuhkan rencana baru, harapan baru atau bahkan pesimisme yang mematikan langkahku. Disaat itu yang kuinginkan hanya mengambil waktuku sendiri, mengambil kebebasanku sendiri, mengambil jiwa dan ragaku hanya milikku, tiada yang berhak sedikitpun atas diriku karena aku hanya ingin tidur.
Tertidur.
Terus terlelap selama seribu tahun. Dan hidup dalam mimpi. Meski tubuhku yang terus terbaring semakin kritis karena tak diisi nutrisi dan akhirnya mati. Aku akan terus hidup tanpa merasakan ini.

2 Response to "sayahe puoll"

  1. guskar says:

    sayah... kata ini sudah lama sekali tidak saya dengar... lebih nikmat didengar drpd "lelah", "capek" atau "kesel"

    nembe sayah nggih mbah.... monggo leyeh-leyeh rumiyin...

    abiep says:

    matursuwun, sekecakke mawon sakwontene...

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme