MInat Baca Kita

Bagikan
Ada hal yang menggelitik dalam diri saya sebagai seorang mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan yaitu tentang kebiasaan membaca. Tapi sebelum saya lebih jauh berfikir tentang minat baca atau budaya membaca, salah satu pertanyaan harus saya sampaikan pada diri sendiri : sudahkah membaca menjadi menu sehari-hari aktifitas saya? dan ternyata jawaban saya adalah BELUM. Lalu bagaimana suatu saat ketika saya harus mencoba menekankan -misalnya kepada siswa- betapa pentingnya membaca dalam kehidupan kita.
Tentu membaca disini bukanlah sekedar membaca SMS, status teman di FB atau iklan yang terpampang di papan reklame. Membaca buku, berita, atau artikel di koran, majalah atau blog, kemudian membuat aktifitas tersebut menjadi kebiasaan kita.
Pada dasarnya, kurangnya kebiasaan membaca kita disebabkan karena adanya faktor interen dari dalam diri kita dan faktor ekstern yaitu lingkungan.
Faktor interen antara lain adalah 
1. Rasa malas 
Rasa malas ketika kita dihadapkan pada aktifitas membaca seperti saat kita melihat judul cerpen di koran nasional yang begitu menarik disertai ilustrasi gambar yang multiinterpretasi, lalu ketika kita melihat satu halaman koran full jalan ceritanya, membuat kita urung membaca cerpen tersebut. Padahal, dalam satu cerita pendek saja kita dapat memperoleh inspirasi atau bahkan sudut pandang baru dalam menilai sebuah permasalahan hidup.
2. Mengalihkan perhatian
Hiburan memang sudah menjadi kebutuhan kita, dan cara memperolehnya antara lain adalah dengan membaca. Tapi kurangnya fasilitas dan bahan bacaan terkadang membuat kita malas mencarinya. Kita cenderung melampiaskan kebutuhan tersebut pada televisi. Padahal seringkali hiburan audiovisual justru membatasi daya imajinasi kita. Misalnya ketika kita membaca sebuah novel yang kemudian diangkat ke film, ada rasa ketidakpuasan saat setting maupun peran yang disajikan ternyata tak seseru apa yang ada di imajinasi kita saat kita membaca.
3. Meremehkan kandungan informasi di dalam sebuah tulisan

Hal ini juga sering terjadi pada saya sendiri. Misalnya ketika kita menginstal sebuah aplikasi, terlebih dahulu disodorkan Syarat dan Ketentuan yang membatasi layanan atau kinerja software tersebut. Lalu ketika kita menemukan suatu masalah saat menggunakan software tersebut kita langsung mencari kambing hitamnya. Salah siapa. Saya yakin juga sedikit sekali pemilik akun Facebook yang benar-benar mencermati isi ketentuan dan layanan yang diberikan sebelum mengklik tombol TERIMA untuk melanjutkan.
4. Sulit berkonsentrasi
Aktifitas membaca memang membutuhkan jelasnya penglihatan, daya tangkap otak dan stabilitas emosi. Kalau salah satunya saja terganggu, aktifitas membaca serasa tidak ada gunanya lagi untuk dilanjutkan. Inilah yang terjadi pada remaja Indonesia. Kalau boleh saya bandingkan dengan negara Jepang misalnya. Membaca itu bisa dilakukan sambil menunggu bus yang lewat, sambil duduk atau berdiri, di tengah keramaian pula. Membaca telah menjadi kebiasaan sehingga aktifitas tersebut tidak membutuhkan kondisi yang harus ideal.

Sedangkan Faktor Ekstern yang sering dijumpai sebagai hambatan dalam budaya membaca kita antara lain :
1. Lebih dominannya budaya lisan dari budaya literasi
Bangsa kita memang sudah dikenal sebagai bangsa yang ramah. Ketika bertemu teman atau seseorang tanpa sengaja di pasar, kita menghabiskannya dengan mengobrol kesana kemari. Bahkan hal ini juga sering terjadi di perpustakaan.
2. Televisi dan Game
Hiburan yang saat ini banyak menjadi idola adalah game dan televisi. Bahkan yang saya lihat di warnet akhir-akhir ini adalah internet hanya digunakan untuk bermain game online. Sedikit sekali para pelajar yang masuk ke warnet itu mencari bahan literatur sebagai tugas kliping atau makalah mereka. Di rumah, pada jam belajar pun mereka lebih memilih nonton televisi.
3. Sistem pendidikan
Sistem pendidikan di Indonesia dimana setiap mata pelajaran selalu berdiri sendiri membuat siswa cenderung pasif dan hanya mendengarkan guru mengajar di kelas. Ketika guru berhalangan hadir, jangan harap siswa kita menghabiskan jam pelajaran dengan membaca seperti yang ditugaskan guru.

0 Response to "MInat Baca Kita"

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme