Lubang Jalanan, Korupsi dan Narsisme

Hari ini dimulai dengan hujan sejak bangun untuk makan sahur tadi. Mendung masih saja menyelimuti bumi yang seakan menyelimuti langit ketika saya harus mengantar adik saya ke Pekalongan. Kecepatan rata rata saya mungkin hanya 24 km/jam karena harus ekstra hati-hati menghindari lubang jalanan sepanjang jalan melewati Kecamatan Warungasem. Terbukti sampai di Pekalongan setengah jam kemudian.
Mengapa masih saja jalanan itu penuh dengan lubang? Sungguh sangat merugikan, para pekerja sudah terlambat kerja, produktifitas menurun, kendaraan jadi lebih sering masuk bengkel dan ganti suku cadang. Belum lagi kecelakaan yang terjadi karena para pengendara kerap memilih jalan dan kurang memperhatikan pengendara lain yang juga memilih jalan yang sama.
Dari dulu waktu saya masih sekolah di Tsanawiyah, keadaannya selalu saja begini. Bahkan dulu sempat dilakukan aksi blokir massal dengan cara menebang pohon di pinggir jalan sehingga batangnya melintang. Mendirikan gubug di tengah jalan. Menanami jalan dengan pohon pisang. Bahkan ada yang menanami lubang tersebut dengan nisan, lengkap dengan gundukan tanah bak kuburan. Parah.
Kalau ada yang lagi ngeluh soal jalanan ini, pasti ujung-ujungnya pemerintah ikut terlibat di bibir rakyat. Dapat dipastikan bahwa setelah perbaikan, 6 bulan saja sudah rusak lagi. Korupsi. Apa lagi. Itulah yang ada di pikiran kami, yang lewat setiap hari. Karena korupsi, jalanan dibuat dengan kualitas seadanya supaya kelak rusak kembali, jadi bisa untuk langganan pekerjaan para pemborong. Pikiran seperti itu berkecamuk di otak kami.
Padahal di sebuah daerah di Jerman (Niederzimmern, dekat Leipzig), lubang jalanan dapat dibelli dengan harga yang mahal. Para pembeli membeli lubang tersebut untuk ditambal dengan bahan yang tahan lama. Kemudian nama sang pembeli di torehkan seperti di Wallstreet. Bahkan apabila tambalan tersebut rusak, pembeli dapat mengajukan klaim karena ada garansinya. Mungkin itu adalah salah satu bentuk narsisme yang menguntungkan. Masalah kerusakan jalan teratasi, bahkan ditambal dengan bahan yang berkualitas.
Tapi jangan bayangkan lubang jalanan dijual disini, paling nanti uangnya juga dikorupsi, haha...

0 Response to "Lubang Jalanan, Korupsi dan Narsisme"

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme