Duit kok ditulisi..


Lagi-lagi saya menerima duit kertas yang ada tambahan 'karya tulisnya'. Kali ini berisi tentang Personal Ads (wezz.. bosone iku lho, sok keberatan. kamsudnya kebaratan deng!). Ngiklanin diri gitu dech.. Pake nulisin nomer hape segala. Ancur dech tuh duit. Jadi sarana promosi pribadi.
Mungkin karena emang budaya vandalis yang dimiliki orang-orang kita. Udah vandalis, narsis lagi.
Kalau dulu di jaman purba orang suka corat-coret di dinding goa, anak-anak muda sekarang suka bikin grafiti. Sebenarnya budaya vandalis itu ada nilai plusnya, yaitu menyalurkan pemikiran kita lewat tulisan-tulisan atau gambar. Tapi kalau media ekspresinya adalah uang atau tembok sekolahan, jelas mengganggu ketertiban umum kan?
Belum lagi misalnya kalau corat-coretnya di sekitar lokasi obyek wisata, entah itu di bebatuan air terjun atau candi-candi/monumen peninggalan sejarah. Maksudnya sih bikin terkenal nama sekolah atau anggota geng kita. Tapi bukannya tenar, malah cemar dech..
Nah kalau diantara yang baca ada yang suka beraksi ala vandalis gitu, mendingan ide kreatif kamu dibikin stiker atau paling cocok bikin usaha pengecatan aja. Ya nggak? Disamping lebih produktif, juga lebih tepat guna dan yang lebih mendasar lagi bisa tetap berekspresi.
Atau gini aja: bikin blog kayak saya.. Bagaimana, setuju? Isi komennya ya..

0 Response to "Duit kok ditulisi.."

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme